Selasa, 06 Oktober 2009

Pengolahan Data Terdistribusi

Tahapan yang tidak dapat
ditinggalkan dalam sebuah survei atau
sensus adalah pengolahan dan penyajian
data. Kedua proses tersebut berhubungan
erat dan saling terkait antara satu sama
lainnya. Sistem pengolahan harus dirancang
dan dikembangkan sedemikian rupa
sehingga dapat dilakukan dengan cepat,
akurat serta mudah dioperasikan. Tujuan
akhir dari sistem pengolahan data adalah
untuk menghasilkan data yang mutakhir dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
untuk kemudian ditampilkan sebagai
informasi. Penyajian data dengan
mempergunakan perangkat komputer
merupakan sebuah sistem informasi yang
akan mempermudah pengguna data dalam
mengakses dan melakukan analisis.
Kemampuan sumber daya manusia,
infrastruktur perangkat komputer, dan
struktur organisasi, harus menjadi
pertimbangan utama dalam pengembangan
sistem pengolahan dan penyajian informasi
yang akan dilakukan. Hal ini tercermin dari
bentuk implementasinya, baik itu berupa
sistem centralised (terpusat), decentralised
(desentralisasi) atau distributed
(terdistribusi). Perkembangan teknologi
komputer yang cukup pesat pada dua dekade
terakhir, baik dibidang perangkat keras
maupun lunak, juga sangat berpengaruh
pada bentuk implementasi tersebut, karena
tujuan suatu sistem adalah membuat proses
yang berhubungan satu sama lain berjalan
dengan efisien dan mudah
diimplementasikan.
Sistim Terpusat
Sebelum tahun 1970-an merupakan
era komputer Mainframe, dimana seluruh
aktivitas yang berhubungan dengan
komputer, seperti pemasukan data,
penyimpanan data, proses data, maupun
pembuatan program dilakukan pada pusat
komputer, baik secara interaktif maupun
menggunakan media card punch. Sistem
seperti ini juga sering disebut sebagai sistem
ekstrim terpusat. Memasuki era 1970-an,
dengan adanya mini komputer dan terminal
yang biasanya disebut dengan dumb
terminal, sistem pengolahan berkembang
tidak hanya dilakukan pada pusat komputer,
tapi menyebar di suatu area tertentu.
Sehingga di akhir dekade ini pemakai
komputer dapat mempergunakan terminal
untuk memasukkan data dan membuat
program, sementara proses pengolahan
masih terjadi di pusat komputer atau
mainframe. Hal ini disebabkan karena
terminal-terminal tersebut belum
mempunyai independent processing maupun
penyimpanan data, oleh karena itulah
dinamakan dumb terminal.
Infrastruktur perangkat komputer
seperti diatas mengharuskan sistem
pengolahan berbentuk terpusat, karena
sistem terpusat mensyaratkan semua proses
dilakukan pada satu tempat, dimana proses
tersebut meliputi pengembangan aplikasi,
penyimpanan data atau database,
input/output proses dan pengaturan data.
Keunggulan dari sistem ini adalah bahwa
segala sesuatunya dapat dikendalikan secara
terpusat, sehingga memudahkan dalam
mengelola penggunaan perangkat lunak
yang asli dan berlisensi, melatih pemakaian
aplikasi program, memperbaiki aplikasi
program, dan menggabungkan maupun
menyimpan data hasil pengolahan.
Sistem Desentralisasi
Pada awal tahun 1980-an,
diperkenalkanlah Personal Computer (PC)
yang merupakan terminal dengan
kemampuan independent processing dan
penyimpanan data. Harganya jauh lebih
murah dibandingkan dengan mainframe
maupun mini komputer, disamping itu dapat
pula diletakkan di meja kerja. Penyebaran
PC yang cukup pesat membuat sistem
pengolahan bergerak kearah berlawanan,
dari terpusat menjadi tersebar atau
desentralisasi.
Sistem pengolahan desentralisasi
adalah sebuah sistem dimana tidak ada
campur tangan dari pusat pengolahan,
sehingga setiap orang dapat membangun
aplikasi program sendiri dan dilakukan pada
PC, yang pada waktu itu masih bersifat
terpisah (stand alone). Situasi ini juga
disebut sebagai ekstrim desentralisasi,
karena pengolahan dilakukan tanpa ada
komputer yang berhubungan. Sistem
desentralisasi menjadi lebih baik dan banyak
dipergunakan setelah diluncurkannya local
area network (LAN), dimana komputerkomputer
tersebut dapat saling dihubungkan
satu sama lain melalui hub/switch dan
server. Perkembangan komunikasi antar
LAN, memunculkan metode baru yaitu
sistem terdistribusi.
Sistem Terdistribusi
Sistem ini merupakan
penggabungan dari sistem terpusat dengan
sistem desentralisasi. Apabila
pendekatannya dari atas merupakan sistem
top-down, dimana peran pusat sangat kuat
didalam mengatur maupun
mengkoordinasikan sistem tersebut. Tetapi
bilamana pendekatannya berlangsung dari
bawah maka disebut dengan bottom-up,
sistem ini dianggap paling berhasil dalam
membangun hubungan antar komputer dari
suatu tempat ke tempat lain melalui Internet.
Sistem informasi yang dikembangkan
melalui Internet merupakan sistem
terdistribusi bottom-up tersukses, dimana
pengaturan hanya terletak pada standarisasi
protokol komunikasi saja, sedangkan
masalah perangkat keras, lunak maupun
informasi yang ditampilkan diserahkan
kepada masing-masing pengelola.
Sistem terdistribusi yang sifatnya
bottom-up akan berhasil dengan baik,
apabila didukung oleh sistem organisasi dan
infrastruktur komputer yang memadai.
Sistem organisasi harus bersifat
desentralisasi dan mempunyai komputer
dengan spesifikasi tidak jauh berbeda,
dengan demikian standarisasi perangkat
lunak akan lebih mudah sehingga
pengintegrasian data dapat dilakukan untuk
menghasilkan informasi yang cepat, akurat
dan lengkap. Menurut Salimata (2000), yang
melakukan penelitian di beberapa negara
afrika mengenai pengolahan data pada
organisasi statistik, sistem pengolahan data
terdistribusi kurang berjalan dengan lancar,
apabila kemampuan sumber daya manusia di
unit-unit pengolahan tidak merata.
Kemudian kooordinasi antara unit-unit
pengolahan dan pusat pengolahan tidak
maksimal, walaupun secara organisasi dan
infra struktur sudah mendukung.
Statistical Information System (Sistim
Informasi Statistik)
Sistem informasi statistik bertujuan
untuk lebih mengefektifkan dan
mengefisienkan kegiatan statistik, dengan
cara merasionalisasikan dan
mengintegrasikan informasi dari berbagai
sumber data statistik sehingga didapatkan
informasi yang lebih baik kualitas maupun
kuantitasnya. Hal ini dimungkinkan karena
tahapan dari setiap perencanaan survey atau
sensus sampai hasil akhir akan
terdokumentasi di dalam suatu. Statistical
Information System, menurut Bo Sundgren
(1999), merupakan kumpulan informasi dari
suatu proses statistik yang biasanya
diimplementasikan pada data warehouse.
Proses statistik merupakan gambaran dari
survei atau sensus yang mencakup kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
diseminasi data. Dengan demikian Sistem
Informasi Statistik adalah kumpulan
informasi dari seluruh kegiatan statistik.
Sistem ini biasanya terletak pada
data warehouse atau corporate data
warehouse yang merupakan gabungan
database-database, dan meliputi tiga jenis
data, yaitu individual data, agregasi data dan
metadata. Metadata secara sederhana
dimaksudkan sebagai data yang
menerangkan data lainnya. Oleh karena itu
isian metadata harus dapat mengakomodasi
kepentingan pemakai data, baik itu bersifat
internal maupun eksternal. Kepentingan
internal adalah untuk perencanaan,
pengumpulan, pengolahan dan
pengevaluasian data, sedangkan eksternal
dipergunakan dalam desiminasi data.
Standarisasi metadata telah dilakukan
melalui ISO 11179 dan sudah dilakukan
implementasinya oleh beberapa negara,
antara lain; The Census Bureau and
Statistics Canada.
Sistem Informasi Statistik
dikembangkan berdasarkan gabungan dari
beberapa sub sistem yang sifatnya spesifik
untuk setiap survei atau sensus. Walaupun
demikian, diantara data statistik tersebut,
pada umumnya terdapat keadaan yang saling
berkaitan satu sama lain, sehingga
penggabungan ini akan sangat bermanfaat
bagi pembuat kebijakan ataupun analisis.
Pada akhirnya akan terbentuklah sebuah
sistem yang mencakup seluruh kegiatan
statistik dari berbagai sumber yang dapat
diamati perkembangannya dari waktu ke
waktu dan diperbandingkan hasilnya dari
suatu survei ke survei lain, berdasarkan
metadata yang antara lain berisi konsep,
definisi dan cakupan data tersebut.
Implementasi sistem harus didukung
oleh semua bidang yang berkaitan dengan
kegiatan statistik, terutama dalam mengisi
metadata, dimana seluruh konsep, definisi
maupun aturan yang akan diterapkan
terhadap setiap item harus didaftarkan.
Kemudian didalam membuat sistem
pengolahan, metadata tersebut akan menjadi
acuan dalam proses pembersihan data.
Hubungan yang berkesinambungan antara
metadata dan proses pengolahan, akan
membuat terdokumentasinya setiap
perubahan dengan implikasi yang
ditimbulkan. Dengan adanya dokumentasi
perubahan tersebut, fihak-fihak yang
berkepentingan dapat memonitor
perkembangan kegiatan dari saat dimulai
sampai keluarnya hasil akhir.
Daftar Pustaka.
Sundgren, Bo, 1999, Information Systems
Architecture for National and International
Statistical Offices: Guidelines and Recommendations,
United Nations, Geneva.
Salimata, Ali Kaba, M. Alassane, 2000, Collection
and Processing of Statistical Data,
Capacity Building Programme for National
Education Statistical Information Systems.
Fleuti, Georges, 2000, Evaluation of A
Warehouse Solution for Corporate Data
Management in A National Statistical Office,
United Nations,